PERAN KEPEMIMPINAN DALAM WIRAUSAHA
1. Definisi Kepemimpinan.
Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang kepemimpinan sebagai berikut :
1). Koontz & O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
2). Wexley & Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.
3). George R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.
Dari ketiga definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang yang dilihat oleh para ahli tentang arti kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan dalam istilah umum, leadership (kepemimpinan) merupakan sebuah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan anggota kelompok. Adakalanya kepemimpinan seseorang sangat menonjol atau berkembang pada periode tertentu, sedangkan pada periode lain telah mundur.
Pada dasarnya keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan / wirausaha terletak pada dinamika dan efektivitas kepemimpinan serta peran seorang pemimpin dalam wirausaha. Pemimpin perusahaan merupakan unsur pokok dan sumber yang langka di dalam setiap perusahaan.
Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil, pemimpin yang dapat menguasai dan mengembangkan diri sendiri, dan juga mampu menguasai serta mengarahkan dan mengembangkan para karyawannya, baik yang memimpin beberapa atau beratus-ratus karyawan. Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara yang lebih baik. Seorang bisa dikatakan pemimpin yang berhasil jika percaya pada pertumbuhan berkesinambungan, efesiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan. Tidak ada cara terbaik untuk menjadi pemimpin. Para wirausahawan adalah individu-individu yang mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri. Sebaliknya, menurut Alma (2005), pada umumnya kegagalan sebuah usaha / perusahaan disebabkan oleh kepemimpinan yang tidak efektif, mereka tidak mampu memimpin karyawan, tidak bisa bekerja sama dengan orang lain atau tidak bisa menguasai dan mengendalikan diri sendiri.
Menurut Imam (2002) dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan dan Keorganisasian, ada beberapa peran dalam kepemimpinan, yaitu:
a. Mempengaruhi orang lain (karyawan/kelompok).
b. Mengarahkan, memotivasi dan mengkoordinir tingkah laku orang lain (karyawan) atau kelompok.
c. Melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan (konsep relasi/relation consept).
d. Sebagai penggugah semangat dan memberi inspirasi karyawan.
2. Fungsi Kepemimpinan dan Pimpinan
Fungsi-fungsi kepemimpinan adalah :
a. Perencana, pemimpin hendaknya mampu menyusun rencana yang baik sehingga tindakannya terarah menuju kepada tujuan tersebut. Seorang pemimpin yang melaksanakan fungsi ini dengan baik akan memiliki garis kebijaksanaan yang memudahkan bekerja secara teratur.
b. Pemikir, seorang pemimpin harus tampil sebagai seorang pemikir dengan daya karyanya dapat menggambarkan suatu gagasan yang praktis, mudah diterima dan dilaksanakan oleh
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan fungsi utama seorang pemimpin adalah :
a. Fungsi pemecah masalah. Fungsi ini berhubungan dengan tugas seorang pemimpin dengan pekerjaannya yang mencakup memberikan jalan keluar dari suatu masalah, memberikan pendapat dan informasi.
b. Fungsi sosial, berhubungan dengan kehidupan kelompoknya yang mencakup dorongan kepada anggota atau kelompok untuk mencapai tujuan dan menjaga suasana kelompok.
3. Perilaku Kepemimpinan
Menurut Stoner, perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama, yaitu :
a. Orientasi Tugas
Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran, merencanakan dan mencapai sasaran. Seseorang pemimpin dengan orientasi demikian cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut :
Merumuskan secara jelas peranannya sendiri maupun stafnya
Menetapkan tujuan-tujuan yang sukar tetapi dapat dicapai dan memberitahukan orang-orang apa yang diharapkan dari mereka.
Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakni tujuan-tujuan yang dirumuskan secara jelas dan khas.
Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan, membimbing, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
Berminat mencapai peningkatan produktivitas.
Pemimpin yang kadar orientasi tugasnya rendah cenderung menjadi tidak aktif dalam mengarahkan perilaku yang berorientasi pada tujuan, seperti perencanaan dan penjadwalan. Mereka cenderung bekerja seperti para karyawan lain dan tidak membedakan peranan mereka sebagai pemimpin organisasi secara jelas.
b. Orientasi Orang-Orang
Berorientasi pada orang, yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi. Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung menunjukkan pola-pola berikut ini :
Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan ketegangan yang ada.
Menunjukkan perhatian pada orang sebagai manusia dan bukan hanya sebagai alat produksi.
Menunjukkan pengertian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebuthan, tujuan-tujuan, keinginan-keinginan, perasaan dan ide-ide karyawan.
Mendirikan komunikasi timbal balik yang baik dengan staf.
Menerapkan prinsip penekanan ulang untuk meningkatkan prestasi karyawan.
Pemimpin yang orientasi-orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam hubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan daripada kerja sama, serta tidak mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab. Efektivitas perilaku kepemimpinan menurut hasil studi Tannenbaum dan Schmidt yang dikutip Kadarman (1996), dipengaruhi oleh :
a. Pemimpin itu sendiri, meliputi kepribadian, pengalaman, masa lampau, latar belakang dan harapan pemimpin sangat mempengaruhi efektifitas kepemimpinan disamping mempengaruhi gaya kepemimpinan yang dipilihnya.
b. Ciri atasan, gaya kepemimpinan atasan dari manajer sangat mempengaruhi orientasi kepemimpinan manajer.
c. Ciri bawahan, respon yang diberikan oleh bawahan manajer akan menentukan efektifitas kepemimpinan manajer.
d. Persyaratan tugas, tuntutan tanggung jawab pekerjaan bawahan akan menentukan efektivitas kepemimpinan manajer.
e. Iklim organisasi dan kebijakan, akan mempengaruhi harapan dan perilaku anggota kelompok serta gaya kepemimpinan yang dipilih oleh manajer.
f. Perilaku dan harapan rekan. Rekan kerja manajer merupakan kelompok acuan yang penting. Segala pendapat yang diberikan oleh rekan-rekan manajer sangat mempengaruhi efektivitas hasil kerja manajer.
4. Pendekatan Utama Kepemimpinan
Alma, 2005 menjelaskan bahwa dalam kepemimpinan terdapat dua pendekatan utama, yaitu :
1. Pendekatan sifat-sifat (traits approach)
Dalam membedakan pemimpin dan bukan pemimpin dapat dilihat dengan mengidentifikasi sifat-sifat kepribadiannya. Pendekatan psikologis ini untuk sebagian besar didasarkan atas pengakuan umum bahwa perilaku individu untuk sebagian ditentukan oleh struktur kepribadian (Oteng Sutisna, 1982:241 dalam Alma, 2005)
Pendekatan sifat-sifat menyatakan bahwa terdapat sifat-sifat tertentu pada pemimpin antara lain : memiliki kekuatan fisik dan keramahan. Seorang pemimpin memiliki tingkat intelejensi yang tinggi. Hanya dalam mengungkapkan sifat-sifat ini seringkali muncul pertentangan sifat seperti dinyatakan seorang pemimpin harus ramah tapi tegas, suka merenung tapi aktif, orangnya harus stabil emosional tapi fleksibel, berkeras hati tapi kooperatif. Ada sifat kepribadian yang dapat dipandang berhubungan positif dengan perilaku pemimpin dan mempunyai korelasi tinggi ialah : popularitas, keaslian, adaptabilitas, ambisi, ketekunan, status social, status ekonomi, mampu berkomunikasi.
Selanjutnya ada pula sifat-sifat yang berkaitan positif dengan perilaku pemimpin tapi berkorelasi tidak terlalu tinggi seperti tanggungjawab, integritas, percaya diri, mobilitas, ketrampilan sosial, sifat-sifat fisik, kelancaran bicara.
Andy Undap, 1983:29 menjelaskan bahwa meskipun dikalangan para ahli persyaratan pemimpin belum disepakati sepenuhnya namun ada sejumlah sifat-sifat kepribadian yang perlu dimiliki para pemimpin, yaitu :
1. Pendidikan umum yang luas, seorang yang berpendidikan akan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
2. Kematangan mental, seorang pemimpin harus memiliki kematangan mental yang terlihat pada kestabilan emosional, tidak mudah tersinggung, tidak gampang marah dan sebagainya.
3. Sifat ingin tahu, sifat ini mendorong seorang pemimpin untuk menyelidik, inovatif dan kreatif.
4. Kemampuan analitis. Seorang pemimpin harus mampu menganalisa gejala-gejala informasi yang ia terima, sehingga dapat mengambil keputusan yang positif dan berguna untuk kemajuan bisnisnya.
5. Memiliki daya ingat yang kuat. Seorang wirausaha akan berhadapan dengan banyak orang berbagai sifat perilaku sehingga diperlukan kemampuannya untuk mengingat. Kemampuan mengingat ini akan sangat membantu proses kepemimpinannya.
6. Integratif. Seorang wirausaha harus memiliki kepribadian terpadu tidak terpecah-pecah yang membuat dia terombang-ambing. Juga harus memiliki sifat integrative dalam rumah tangganya. Seorang wirausaha harus memiliki rumah tangga yang stabil, hubungan yang harmonis dengan seluruh anggota keluarga terutama isteri dan anak-anaknya. Jangan mencampur adukan urusan rumah tangga dengan urusan bisnis.
7. Keterampilan berkomunikasi. Hal ini sangat diperlukan oleh seorang wirausaha berkomunikasi dengan lingkungan bisnisnya.
8. Keterampilan mendidik. Seorang wirausaha harus mampu memberi petunjuk dan mendidik para karyawan dalam beberapa hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Kadang-kadang juga ada hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, seperti urusan kesehatan, rumah tangga dan sebagainya.
9. Rasional dan objektif. Pemikiran-pemikiran, kesimpulan dan keputusan yang diambil oleh seorang wirausaha harus berlandaskan pada pemikiran-pemikiran sehat, rasional dan objektif, tidak pilih kasih dan tidak emosional.
10. Pragmatisme. Keputusan-keputusan seorang wirausaha harus dibuat sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang tersedia. Keputusan jangan bersifat teoritis sehingga sulit pelaksanaannya.
11. Ada naluri prioritas. Berhubung terbatasnya sumber daya yang tersedia maka seorang wirausaha harus mampu menetapkan skala prioritas apa yang harus dikerjakan lebih dulu. Sehingga demikian semua pekerjaan dan proyek akan dapat berjalan secara bertahap.
12. Pandai mengatur waktu. Seorang wirausaha harus mampu bertindak cepat dan tepat dan mempertimbangkan waktu secara efisien. Dalam segala langkah yang dilakukan seorang wirausaha harus menjaga waktu secara ketat misalnya dalam melakukan rapat kerja, saat membeli bahan baku, memulai produksi, mengangkut produksi ke agen-agen, saat pemasaran yang tepat dan sebagainya.
13. Kesederhanaan. Seorang wirausaha harus mampu menampilkan kesederhanaan dan bekerja dengan penuh efisiensi.
14. Sifat keberanian. Walaupun seorang pemimpin mempunyai banyak karyawan, akan tetapi hanya beberapa karyawan saja yang dapat diajak bicara. Oleh sebab itu, pemimpin harus memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dengan mengajak beberapa orang karyawan inti.
15. Kemauan mendengar. Seorang wirausaha harus mampu menggali informasi dan mendengar apa ide dan keinginan dari para karyawannya. Segala informasi ini merupakan barang berharga untuk seorang wirausaha untuk mengambil keputusan.
2. Pendekatan Behavioral (behavioral approach)
Menurut Alma, 2005 pendekatan behavioral melihat pola tingkah laku dari seorang pemimpin untuk mempengaruhi karyawannya. Perilaku pemimpin ini dapat berorientasi pada tugas atau pada hubungan antar karyawan. Rensis Likert mengembangkan teori kepemimpinan pada dua dimensi yaitu orientasi tugas dan orientasi bawahan, yang dijabarkan menjadi empat tingkat model efektivitas kepemimpinan.
Menurut Likert teori kepemimpinan terdiri atas empat sistem, yaitu
1. Exploitavive authoritative
Sistem ini mempunyai cirri tidak ada kepercayaan kepada bawahan. Dengan demikian, pemimpin selalu menggunakan ancaman dan hukuman kepada karyawan.
2. Benevolent authoritative
Sistem kedua mempunyai ciri adanya sedikit kepercayaan pada bawahan tetapi hubungan seperti seorang tuan dengan budaknya hanya juga masih menggunakan ancaman dan hukuman dalam pelaksanaan tugas. Komunikasi sifatnya sedikit terbuka tetapi tetap berdasarkan ketidakpercayaan.
3. Consultative
Sistem ketiga prinsipnya berdasarkan kepercayaan kepada bawahan tetapi tidak penuh. Proses pengambilan keputusan untuk hal yang penting tetap berada ditangan pemimpin, tetapi kepercayaan sudah merupakan dasar komunikasi.
4. Partisipative
Sistem keempat merupakan system yang ideal dimana terdapat kepercayaan penuh dari atasan. Percaya diri dan kreativitas karyawan merupakan unsur penting. Komunikasi sangat terbuka hubungan antar karyawan lancer dan suasanan perusahaan segar dan sehat.
Kepemimpinan yang berhasil agak berbeda dan membutuhkan kombinasi yang unik dari pemimpin, pengikut, dan situasi kepemimpinan yang dirumuskan dengan SL = f(L,F,S). Dimana SL adalah kepemimpinan yang berhasil, f adalah fungsi dari, dan L, S, dan F adalah pemimpin, pengikut dan situasi. Artinya pemimpin, pengikut, dan situasi harus sesuai satu dengan lainnya jika usaha kepemimpinan diharapkan untuk berhasil (akses www.e-learning.gunadarma. ac. id).
Wirausahawan yang menunjukkan perilaku kepemimpinan lebih demokratis dinamakan kepemimpinan yang dipusatkan pada bawahan, sementara wirausahawan yang menunjukkan perilaku kepemimpinan lebih otokratis dinamakan kepemimpinan yang dipusatkan pada atasan.
5. Sebab Munculnya Pemimpin
Menurut Kartini Kartono, 1983:29 dalam Alma, 2005 terdapat tiga teori yang menjelaskan bagaimana munculnya pemimpin :
1. Teori Genetis
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan tidak dapat dibuat. Dia memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Teori ini menganut pandangan deterministis artinya pandangan yang sudah ditentukan sejak dulu.
2. Teori Sosial
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang calon pemimpin dapat disiapkan dididik dan dibentuk agar dia menjadi pemimpin yang hebat dikemudian hari. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui pendidikan dan dorongan berbagai pihak.
3. Teori Ekologis atau Sintetis
Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia memang memiliki bakat-bakat pemimpin. Kemudian bakat ini dikembangkan melalui pendidikan dorongan dan pengalaman yang akan membentuk pribadi sebagai seorang pemimpin.
6. Sifat Pemimpin
Ordway Tead dalam Alma, 2005 mengemukakan 10 sifat kepemimpinan sebagai berikut :
1. Energi Jasmaniah dan Mental
Seorang pemimpin memiliki daya tahan keuletan, kekuatan yang luar biasa seperti tidak pernah habis. Demikian pula semangat, juga motivasi kerja, disiplin, kesabaran, daya tahan batin, kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi.
2. Kesadaran akan tujuan dan arah
Pemimpin memiliki keyakinan teguh akan kebenaran dan kegunaan dalam mencapai tujuan yang terarah.
3. Antusiasme
Pemimpin yakin bahwa tujuan yang hendak dicapai akan memberikan harapan sukses dan membangkitkan semnagat optimisme dalam bekerja.
4. Keramahan dan Kecintaan
Sifat ramah mempunyai kebaikan dalam mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan kasih sayang, simpati yang tulus, diikuti dengan kesediaan berkorban untuk mencapai kesuksesan perusahaan.
5. Integritas
Seorang pemimpin mempunyai perasaan sejiwa dan senasib sepenanggungan dengan para karyawannya dalam menjalankan perusahaan. Integritas pribadi dan rumah tangga pemimpin merupakan teladan yang dpat dicontoh oleh karyawannya.
6. Penguasaan Teknis
Agar pemimpin mempunyai wibawa terhadap bawahan maka dia harus menguasai sesuatu pengetahuan atau keterampilan teknis.
7. Ketegasan Dalam Mengambil Keputusan (decisiveness)
Pemimpin harus memiliki kecerdasan dalam mengambil keputusan sehingga dia mampu meyakinkan bawahan, dan mendukung kebijakan yang telah diambil dalam pelaksanaannya.
8. Kecerdasan
Seorang pemimpin harus mampu melihat dan memahami sebab dan akibat dari suatu gejala, cepat menemukan jalan keluar dan mengatasi kesulitan dengan cara yang efektif.
9. Keterampilan Mengajar (teaching skill)
Seorang pemimpin harus mampu melihat dan memahami sebab dan akibat dari suatu gejala, cepat menemukan jalan keluar dan mengatasi kesulitan dengan cara yang efektif.
10. Kepercayaan (faith)
Jika seorang pemimpin disenangi oleh bawahan maka akan muncul kepercayaan dari bawahan terhadap pemimpin. Kepercayaan bawahan ini akan memunculkan sikap rela berjuang, melaksanakan semua perintah, disiplin dalam bekerja untuk menjalankan roda perusahaan.
7. Tipe Pemimpin
Beberapa tipe kepemimpinan yang dikenal adalah sebagai berikut :
1. Tipe Kharismatis
Pemimpin kharismatik merupakan kekuatan energi, daya tarik yang luar biasa yang akan diikuti oleh para pengikutnya. Pemimpin ini mempunyai keistimewaan tertentu misalnya mempunyai kekuatan gaib, manusia super, berani dan sebaginya.
2. Tipe Paternalistis dan Maternalistis
Pemimpin paternalistis bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang. Pemimpin tipe ini kurang memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berinisiatif dan mengambil keputusan.
3. Tipe Militeristis
Pemimpin militeristis banyak menggunakan sistem perintah, sistem komando, dari atasan ke bawahan sifatnya keras sangat otoriter, menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.
4. Tipe Otokratis
Pemimpin otokratis adalah pemimpin berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, dia menjadi raja. Setiap perintah ditetapkan tanpa konsultasi, kekuasaan sangat absolut.
5. Tipe Laissez Faire
Pemimpin tipe laissez faire membiarkan bawahan berbuat semaunya sendiri semua pekerjaan dan tanggungjawab dilakukan oleh bawahan. Pemimpinnya hanya merupakan simbol yang tidak memiliki keterampilan. Jabatan pemimpin diperoleh dengan jalan yang tidak benar mungkin melalui sistem nepotisme. Pemimpin ini tidak berwibawa, tidak mampu mengawasi karyawan, tidak mampu mengkoordinasi, suasana kerja tidak kooperatif.
6. Tipe Populistis
Pemimpin tipe populistis mampu menjadi pemimpin rakyat. Dia berpegang pada nilai-nilai masyarakat tradisional.
7. Tipe Administratif
Pemimpin tipe administratif merupakan pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Dengan kepemimpinan administratif diharapkan muncul perkembangan teknis, manajemen modern, dan perkembangan sosial.
8. Tipe Demokratis
Tipe kepimimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan kepada pengikutnya. Tipe ini menekankan pada rasa tanggungjawab dan kerjasama yang baik antar karyawan. Kekuatan organisasi tipe demokratis terletak pada partisipasi aktif dari setiap karyawan.
8. Ketrampilan Kepemimpinan (Leadership Skills)
Terdapat tiga keterampilan kepemimpinan, yaitu
1. Technical skills
Technical skills berarti suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Walaupun seorang wirausaha merupakan pemimpin yang dapat menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu pekerjaan namun dia harus mampu melaksanakan sendiri pekerjaan-pekerjaan tertentu. Maksudnya adalah agar dapat melaksanakan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawannya.
2. Human skills
Human skills berarti kemampuan untuk bekerja sama dan membangun tim kerja bersama orang-orang lain.
3. Conceptual skills
Conceptual skills atau ketrampilan konsep berarti seorang wirausaha harus mampu berpikir dan mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk model kerangka kerja dan konsep-konsep lain dalam memudahkan pekerjaan.
9. Penentuan Prosedur Pembuatan Keputusan Sebagai Pemimpin
Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wirausahawan tentang perilaku kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah :
a. Kekuatan Dalam Diri Wirausahawan
Wirausahawan seharusnya mengetahui empat kekuatan dalam diri mereka yang akan mempengaruhi ketetapan hati tentang bagaimana membuat keputusan sebagai pemimpin, antara lain :
Nilai-nilai wirausahawan, seperti arti penting efisiensi organisasional bagi wirausahawan, pertumbuhan pribadi/bawahan, dan laba perusahaan.
Tingkat kepercayaan wirausahawan pada bawahan
Kekuatan pemimpin dari wirausahawan itu sendiri
Toleransi terhadap kemenduaan / ambiguity
b. Kekuatan Pada Bawahan
Wirausahawan hendaknya mengetahui kekuatan-kekuatan bawahan yang mempengaruhi pembuatan keputusan. Harus diingat, bahwa tiap bawahan ada yang sama ataupun berbeda. Suatu pendekatan untuk memutuskan bagaimana memimpin semua bawahan adalah tidak mungkin. Akan tetapi, wirausahawan mungkin bisa meningkatkan keberhasilannya sebagai seorang pemimpin dengan memberikan kebebasan yang lebih besar kepada bawahan dalam pembuatan keputusan, seperti apa yang disarankan berikut ini :
Jika bawahan mempunyai kebutuhan saling ketergantungan yang relatif tinggi (orang-orang berbeda pada tujuan yang mereka inginkan)
Jika bawahan mempunyai kesiapan untuk menerima tanggung jawab dalam pembuatan keputusan (beberapa melihat tanggung jawab tambahan sebagai penghargaan untuk kemampuan mereka; yang lainnya melihat sebagai “pengalihan beban”)
Jika bawahan mempunyai toleransi yang relatif tinggi terhadap kemenduan (beberapa karyawan memilih untuk mendapatkan penghargaan yang langsung dan jelas; yang lainnya memilih bidang kebebasan yang lebih luas)
Jika bawahan tertarik pada masalah dan merasa masalah itu penting
Jika mereka mengerti dan mengidentifikasi dengan tujuan-tujuan dari organisasi
Jika mereka mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk berhubungan dengan masalah.
Jika mereka telah belajar untuk berbagi dalam pembuatan keputusan
Jika semua karakteristik bawahan tidak ada dalam situasi tertentu, seorang wirausahawan mungkin harus bergerak pada corak pendekatan yang lebih otokratis atau pendekatan yang dipusatkan pada atasan dalam pembuatan keputusan.
c. Kekuatan Pada Situasi /Keadaan
Kekuatan situasi kepemimpinan dapat diuraikan sebagai berikut :
Faktor organisasional, seperti ukuran kelompok kerja dan distribusi geografisnya
Faktor efektifitas anggota-anggota kelompok bekerja bersama
Faktor masalah yang harus diselesaikan
Fasktor waktu yang tersedia dalam membuat suatu keputusan
10. Situasi Kepemimpinan Pada Umumnya
Seorang pemimpin menunjukkan perilaku utama ketika mereka menyelesaikan tugas kewajiban mereka, yaitu :
a. Perilaku struktur, suatu aktivitas kepemimpinan yang menggambarkan hubungan antara pemimpin dan pengikut dari pemimpin tersebut atau menetapkan prosedur yang terdefinisi baik yang harus dipatuhi oleh pengikut dalam melakukan tugas-tugas mereka.
b. Perilaku keseimbangan, perilaku kepemimpinan yang mencerminkan persahabatan, saling percaya, rasa hormat, dan kehangatan dalam hubungan diantara pemimpin dengan bawahan
11. Teori Daur Hidup Kepemimpinan
Teori daur hidup kepemimpinan adalah dasar pikiran yang mengaitkan corak kepemimpinan dengan berbagai situasi untuk menjamin kepemimpinan yang efektif. Teori daur hidup didasarkan pada hubungan anatara kedewasan pengikut, perilaku tugas dari pemimpin dan perilaku hubungan pemimpin. Kedewasaan didefinisikan sebagai kemampuan dari pengikut untuk menakukan pekerjaan mereka secara independen, untuk menerima tanggung jawab tambahan, dan keinginan untuk mencapai keberhasilan.
Teori daur hidup ini menyatakan bahwa perilaku kepemimpinan efektif hendaknya bergerak dari :
Perilaku tugas yang tinggi ke perilaku hubungan yang rendah
Perilaku hubungan yang tinggi ke perilaku tugas yang tinggi
Perilaku hubungan yang tinggi ke perilaku tugas yang rendah
Perilaku tugas yang rendah ke perilaku hubungan yang rendah, ketika tingkat kedewasaan pengikut berubah dari tidak dewasa menuju dewasa.
Terdapat beberapa pengecualian pada filsafat umum dari teori daur hidup. Contoh, jika terdapat batas waktu akhir yang harus dipenuhi singkat, seorang pemimpin mungkin perlu mempercepat produksi melalui corak tugas yang tinggi-hubungan yang rendah dan bukannya corak tugas rendah-hubungan yang rendah bahkan walaupun pengikut dari pemimpin mungkin mempunyai tingkat kedewasaan yang tinggi, akan tetapi suatu corak tugas yang tinggi-hubungan yang rendah dalam jangka panjang akan menghasilkan hubungan kerja yang buruk diantara pemimpin dan pengikut.
Oleh karena itu, teori daur hidup didasarkan pula pada konsep bahwa pemimpin yang berhasil harus merubah corak kepemimpinannya ketika mereka menemui situasi yang berbeda atau lebih disebut fleksibilitas kepemimpinan. Wirausahawan dalam suatu organisasi dapat menjadi pemimpin yang berhasil jika mereka ditempatkan pada situasi yang sesuai dengan corak kepemimpinan mereka. Hal ini diasumsikan bahwa setiap orang dalam organisasi mempunyai kemampuan untuk menilai karakteristik dari pemimpin organisasi dan variabel organisasional lainnya dan kemudian menyesuaikan diri mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Alma,Buchari , 2005. Kewirausahaan Edisi Revisi.Penerbit Alfabeta. Bandung.
Imam Mujiono, 2002, Kepemimpinan dan Keorganisasian. UII Press. Yogyakarta.
Stones, James. 2005. Manajemen. PT Preballindo. Jakarta
www.e-learning.gunadarma.ac.id