MENGELOLA EXPOSURE EKONOMI DAN
EXPOSURE TRANSLASI
( ACCOUNTING EXPOSURE )
Arus
kas perusahaan multinasional mungkin tetap sensitive terhadap pergerakan nilai
tukar ( exposure ekonomi ), sekalipun transaksi – transaksi valuta asing di
masa depan telah di hedge. Selain itu, laporan keuangan konsolidasi perusahaan
multinasional mungkin juga masih tersekpos terhadap pergerakan nilai tukar (
exposure translasi ).Tujuan khusus dari bab ini adalah :
1.
Menjelaskan
bagaimana sebuah MNC dapat meng-hedge exposure ekonominya
2.
Menjelaskan
bagaimana sebuah MNC dapat meng-hedge exposure translasinya
Secara umum lebih sulit untuk
meng-hedge exposure ekonomi atau exposure translasi secara efektif daripada
meng-hedge exposure transaksi, untuk alasan – alasan yang akan dijelaskan dalam
bab ini.
MENGELOLA EXPOSURE EKONOMI
Exposure
ekonomi mewakili setiap dampak dari fluktuasi nilai tukar atas arus kas di masa
depan sebuah perusahaan. Arus kas korporasi dapat dipengaruhi oleh pergerakan
nilai tukar dengan cara – cara yang tidak langsung berkaitan dengan transaksi –
transaksi valuta asing. Jadi perusahaan tidak bisa hanya berfokus pada hedging
hutang atau piutang valas mereka, tetapi juga harus berusaha menentukan
bagaimana arus kas mereka secara keseluruhan akan dipengaruhi oleh pergerakan
nilai tukar di masa depan.
Menilai Exposure Ekonomi
Untuk
menilai exposure ekonomi dapat dilakukan dengan cara memisahkan beban operasi
ke dalam beban operasi tetap dan beban operasi variable. Nilai dari beban
operasi tetap dapat ditentukan sesuai dengan sejarah laporan perusahaan,
sedangkan beban operasi variable di tentukan oleh tingkat penjualan perusahaan.
Laba sebelum bunga dan pajak dihitung dengan mengurangi laba kotor dengan beban
operasi total. Bunga yang terhutang pada bank-bank di Negara yang tidak
sensitive terhadap pergerakan nilai tukar. Namun, jumlah yang akan di butuhkan
untuk membayar bunga untuk kredit yang di ambil di Negara yang sensitive
terhadap pergerakan nilai tukar tergantug pada scenario nilai tukar yang
terjadi. Laba sebelum pajak adalah laba sebelum bunga dan pajak di kurangi
dengan total beban bunga.
Kebijakan
untuk menaikkan penjualan di Negara yang sensitive terhadap nilai tukar atau
mengurangi pemakaian bahan baku
dari Negara yang sensitive terhadap nilai tukar akan menghasilkan dampak yang
lebih seimbang.
Bagaiamana Restrukturisasi Dapat
Mengurangi Exposure Ekonomi
Restrukturisasi
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penjualan pada Negara yang sensitive
terhadap pergerakan nilai tukar, mengurangi ketergantungan pemasokan bahan baku
dari Negara yang sensitive terhadap nilai tukar, menambah pinjaman yang berasal
dari Negara yang tidak sensitive terhadap pergerakan nilai tukar dan mengurangi
pinjaman yang berasal dari Negara yang sensitive terhadap pergerakan nilai tukar,
strategi ini diperkirakan akan mengurangi ketergantugan dari pemasok – pemasok
yang berasal dari Negara yang sensitive terhadap pergerakan nilai tukar.
Perlu
di kemukakan bahwa sejumlah pendapatan atau biaya mungkin lebih sensitive
terhadap nilai tukar dari pada item – item pendapatan atau biaya lain. Oleh
karena itu, hanya dengan sekedar menyeimbangkan kuantitas dari pendapatan yang
sensitive terhadap fluktuasi nilai tukar mungkin tidak mampu mengisolasi
perusahaan dari resiko nilai tukar. Cara yang lebih baik, perusahaan dapat
mengevaluasi proposal restrukturisasi operasi dengan membuat proyeksi untuk
semua item laporan laba rugi berbasis beberapa scenario nilai tukar.
Menggunakan spreadsheet untuk
mempercepat analisis
Perusahaan
dapat menggunakan bantuan computer untuk menganalisis cara mana yang lebih
efektif untuk digunakan dalam usahanya mengelola exposure ekonomi dengan
memasukkan pertimbangan factor – factor yang mempengaruhi exposure ekonomi dan
melihat mana yang paling berpengaruh terhadap perusahaannya, sehingga
perusahaan dapat mengambil keputusan terbaik bagi perusahaannya dan bukan
mengambil keputusan yang berdampak keuntungan semu.
Isu yang terlibat dalam keputusan
Restrukturisasi
Dalam
mengambil keputusan untuk mengelola exposure ekonomi perusahaan harus menjawab
beberapa pertanyaan berikut ini :
1.
Haruskah
perusahaan meningkatkan atau mengurangi penjualan dalam pasar luar negeri yang
baru ?
2.
Haruskah
perusahaan meningkatkan atau mengurangi ketergantungan pada pemasok – pemasok
asing?
3.
Haruskah
perusahaan membentuk atau menjual fasilitas – fasilitas produksi yang ada di
luar negeri ?
4.
Haruskah
perusahaan menaikkan atau menurunkan jumlah hutang yang didenominasi dalam
valuta asing?
Bagaimana merestrukturisasi operasi
untuk menyeimbangkan dampak dari pergerakan nilai tukar atas arus kas masuk dan
arus kas keluar :
TIPE OPERASI
|
REKOMENDASI TINDAKAN JIKA VALAS MEMILIKI DAMPAK YANG LEBIH BESAR ATAS
ARUS KAS MASUK
|
REKOMENDASI TINDAKAN JIKA VALAS MEMILIKI DAMPAK YANG LEBIH BESAR ATAS
ARUS KAS KELUAR
|
Penjualan dalam Valas
|
Kurangi penjualan di luar negeri
|
Tambah penjualan di luar negeri
|
Ketergantungan pada pemasok –
pemasok asing
|
Naikkan pesanan dari pemasok –
pemasok asing
|
Kurangi ketergantungan pada pemasok
– pemasok asing
|
Porsi hutang Valas
|
Tambah hutang valuta asing
|
Kurangi hutang valas
|
Perusahaan
dapat tidak sepenuhnya terhindar dari exposure ekonomi, dalam contoh kejadian
seperti berikut :
1.
Saat
perusahaan mengambil bahan baku dari Negara lain
yang kursnya berada di bawah Negara asal, sehingga perusahaan dapat membeli
bahan baku
dengan harga yang lebih murah
2.
Apabila
perusahaan memulangkan laba yang didapat dari Negara yang tidak sensitive
terhadap nilai tukar, maka laba yang diperoleh akan lebih sedikit.
Mengelola Exposure Translasi
Exposure
translasi muncul pada saat sebuah perusahaan multinasional mentranslasikan data
– data keuangan dari tiap anak perusahaan ke dalam valuta Negara asal bagi
tujuan konsolidasi. Sejumlah perusahaan
multinasional berupaya menghindari exposure translasi dengan mencocokkan
kewajiban luar negeri dengan aktiva – aktiva luar negeri.
Pemakaian kontrak forward untuk
Meng-hedge Exposure Translasi
Jumlah
laba yang dihasilkan kontrak forward secara pasti akan tergantung pada kurs
spot Negara yang sensitive terhadap nilai tukar pada akhir tahun. Jika kurs
Negara yang sensitive terhadap nilai tukar mengalami apresiasi sepanjang tahun
fiscal, kerugian translasi akan ditutupi oleh keuntungan yang diperoleh dari
kontrak forward.
Keterbatasan – keterbatasan dari
hedging exposure translasi
1. Proyeksi laba tidak akurat. Jika ternyata laba aktualnya jauh lebih tinggi, kerugian
translasi akan melampaui keuntungan yang dihasilkan dari strategi kontrak
forward.
2. Ketidaktersediaan kontrak forward untuk sejumlah valuta. Perusahaan multinasional yang
memiliki anak perusahaan di Negara – Negara kecil mungkin tidak bisa
mendapatkan kontrak forward untuk valuta dari Negara tersebut.
3. Distorsi Akuntansi. Keuntungan atau kerugian dari kontrak forward mencerminkan perbedaan
antara kontrak forward dengan kurs spot di masa depan, sementara keuntungan
atau kerugian translasi mencerminkan kurs rata –rata sepanjang periode yang
bersangkutan. Selain itu translasi tidak bersifat ttax deductible, sedangkan
keuntungan dari kontrak forward yang digunakan untuk meng-hedge exposure
translasi terkena pajak.
4. Meningkatknya Exposure Transaksi. Keuntungan translasi Cuma merupakan keuntungan semu; yaitu
nilai dolar dari laba valas yang disakian dalam laporan keuangan menjadi lebih
tinggi karena valas tersebut telah mengalami apresiasi. Tetapi perusahaan tidak
menerima laba tambahan ini jika anak perusahaan tidak memulangkan laba tersebut
ke perusahaan induk. Dengan demikian arus kas pada perusahaan induk tidak akan
berubah. Sebaliknya, kerugian yang ditimbulkan oleh strategi hedging adalah
kerugian riil. Yaitu, arus kas perusahaan induk akan berkurang akibat kerugian
ini.Hal ini berarti perusahaan MNC mungkin berhasil mengurangi exposure
translasi, tetapi di sisi lain juga meningkatkan exposure transaksi.
Solusi alternative dalam meng-hedge
exposure translasi
Cara
terbaik yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam meng-hedge exposure
translasi adalah dengan mengungkapkan bagaimana laba konsolidasi mereka telah
dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Tetapi sebagian perusahaan MNC tidak
ingin menghedge exposure translasinya karena mereka merasa exposure tranlasi
tidak relevan.
Kesimpulan
Exposure
ekonomi dapat dikelola dengan menyeimbangkan sensitivitas dari pendapatan
dengan sensitivitas dari biaya terhadap fluktuasi nilai tukar. Namun, untuk
meraih nilai ini, perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui bagaimana
pendapatan dan bebannya dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Bagi sejumlah
perusahaan, pendapatannya lebih rentan terhadap pergerakan nilai tukar daripada
biayanya. Perusahaan – perusahaan semacam ini akan lebih mengkhawatirkan
apresiasi valuta Negara asalnya terhadap valuta-valuta asing, karena yang
menguntungkan dari sisi biaya. Sebaliknya, perusahaan – perusahaan yang
biayanya lebih sensitive terhadap fluktuasi nilai tukar dari pada pendapatannya
akan mengkhawatirkan depresiasi valuta Negara asal terhadap valuta – valuta
asing. Pada saat mengurangi exposure ekonomi, perusahaan tidak hanya mengurangi
dampak negative ini, tetapi juga dampak positif yang bisa muncul jika valuta
Negara asal bergerak kea rah sebaliknya
Exposure
translasi ini dapat dikurangi dengan menciptakan posisi short dalam valas yang
di gunakan untuk mengukur laba anak perusahaan. Kalau valas ini mengalami
apresiasi terhadap valuta induk, dampak
yang merugikan laba konsolidasi dapat diimbangi oleh keuntungan dari posisi
short tersebut. Jika valuta fungsional anak perusahaan mengalami apresiasi,
kerugian dari posisi short akan ditutupi oleh keuntungan translasi. Namun,
banyak perusahaan multinasional tidak menyukai hal ini, di mana “keuntungan
semu” ditutupi oleh “kerugian kas”.
Gan, izin copy artikelnya untuk mempelajarinya. Artikelnya bgus dan membantu untuk menambah pengetahuan.
ReplyDelete