MARHABAN YA SYAHRU RAMADHAN MARHABAN SYAHRU SYIAM

GROSIR LANCAR BERKAH (PRODUSEN CAMILAN KHAS INDONESIA) INSTAGRAM

Sambal Goreng Best Seller

Thursday, April 23, 2015

PENENTUAN LOKASI

PENENTUAN LOKASI

A. Pendahuluan

Penentuan lokasi fasilitas perusahaan baik pabrik, kantor maupun toko sangat berpengaruh terhadap efektivitas rantai nilai, karena berkaitan erat dengan keterjangkauan terhadap pemasok eksternal dan konsumen akhir. Perusahaan cenderung memilih lokasi yang dekat dengan pemasok bahan berkualitas tinggi atau tenaga kerja berbiaya rendah dimana kadangkala berada jauh dari jangkauan konsumen atau pasar. Hal ini dapat menimbulkan masalah, ketika di satu sisi jarak yang jauh cenderung meningkatkan biaya transportasi sementara di sisi lain kegiatan operasional perusahaan sangat membutuhkan keterlibatan konsumen. Biasanya perusahaan yang menggunakan pendekatan just in time dalam sistem operasinya cenderung menempatkan fasilitas pabrik dekat dengan pemasok, sementara perusahaan jasa menempatkan fasilitasnya pada lokasi yang dekat dengan pelanggan. 

Masalah lokasi tidak terlalu berpengaruh ketika perusahaan memiliki akses pada penggunaan dan pengelolaan teknologi informasi yang dapat memfasilitasi hubungan jarak jauh baik dengan pemasok maupun  pelanggan. Sehubungan dengan hal tersebut perusahaan harus mampu mempertimbangkan segala aspek yang berkaitan dengan penentuan lokasi, agar operasional perusahaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat memiliki keunggulan kompetitif tersendiri yang sulit disaingi pesaing. Penentuan lokasi fasilitas perusahaan terkait langsung dengan aspek strategis, sehingga melibatkan berbagai fungsi organisasi sebagai berikut:
1. Akuntansi, mempersiapkan anggaran dana yang dibutuhkan untuk membangun fasilitas perusahaan di lokasi yang baru;
2. Keuangan, menganalisis aspek keuangan dan mencari dana untuk membangun fasilitas perusahaan di lokasi yang baru;
3. Sumber daya manusia, mempekerjakan dan melatih karyawan yang dibutuhkan untuk ditempatkan di lokasi yang baru;
4. Sistem informasi manajemen, menyediakan sistem teknologi informasi yang dibutuhkan untuk memfasilitasi komunikasi diantara berbagai fasilitas perusahaan yang ada;
5. Pemasaran, mengatur lokasi fasilitas perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan pasar yang baru;
6. Operasional, memilih dan menempatkan fasilitas perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan dan kontak dengan pelanggan secara efektif 

B. Globalisasi dan Perbedaan Geografis

Pada awalnya banyak perusahaan cenderung menempatkan fasilitas produksinya pada daerah-daerah pusat industri. Namun saat ini kecenderungan tersebut telah banyak berkurang, dan perusahaan cenderung menempatkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki menyebar di berbagai daerah. Bahkan globalisasi menjadi isu yang menarik, dimana perusahaan menyebarkan fasilitas produksi dan operasinya pada berbagai negara dunia dengan harapan dapat memperoleh keunggulan tertentu, baik dalam hal biaya, waktu, maupun kualitas. Namun globalisasi juga memiliki kelemahan, misalnya biaya tenaga kerja yang rendah tidak disertai dengan  ketersediaan teknologi dan kecakapan tenaga kerja yang memadai. Terdapat beberapa alasan banyak perusahaan memutuskan untuk melakukan globalisasi dalam aktivitas operasionalnya, antara lain:
1. Peningkatan teknologi informasi dan transportasi, memudahkan perusahaan untuk mengkoordinasikan fasilitas-fasilitas yang dimiliki di berbagai negara sehingga penyebaran fasilitas di berbagai negara dapat menciptakan efisiensi namun tidak menghilangkan efektivitas operasi, misalnya dengan menempatkan kantor perwakilan di dekat lokasi pasar.
2. Keterbukaan peraturan dan lembaga keuangan, memudahkan perusahaan menempatkan, mendanai atau berinvestasi pada fasilitas yang dibangun di berbagai negara.
3. Peningkatan permintaan jasa dan barang impor, didukung oleh berkurangnya batasan-batasan perdagangan internasional merupakan peluang yang baik bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan menempatkan fasilitas perusahaan dekat dengan pasar sasaran.
4. Pengurangan kuota impor dan batasan-batasan perdagangan internasional, menyebabkan setiap negara bebas untuk masuk dan memasarkan produknya di negara lain tanpa adanya batasan-batasan tertentu, dan hal ini berarti peluang peningkatan volume penjualan yang besar. Perusahaan kemudian menyikapi hal tersebut dengan menempatkan fasilitas di lokasi yang memiliki keterjangkauan pasar yang tinggi. 

Mengelola operasi perusahaan dalam lingkungan global tidak mudah, mengingat kondisi lingkungan yang kompleks. Dengan adanya perbedaan standar waktu dan kualitas, perusahaan perlu memiliki sudut pandang global yang mencakup pertimbangan terhadap peluang pasar dan pesaing-pesaing global. Disamping itu, perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor berikut:
1. Perbedaan bahasa. Para manajer perusahaan sebaiknya tidak hanya menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, namun juga bahasa lokal untuk dapat berkoordinasi secara lebih baik dengan pihak pemasok maupun konsumen setempat.
2. Perbedaan norma dan budaya. Disamping bahasa, norma dan budaya setempat perlu dipahami mengingat hal tersebut mencakup tujuan, sikap karyawan dalam bekerja, harapan-harapan pelanggan, kesediaan mengambil resiko, dan nilai-nilai bisnis yang lain. 
3. Manajemen tenaga kerja. Karyawan di negara yang berbeda memiliki perbedaan dalam hal gaya manajemen yang disenangi. Hal ini perlu diperhatikan karena menyangkut masalah hubungan antara atasan  dan bawahan, kebijakan promosi, kompensasi, dan lain sebagainya.
4. Peraturan dan hukum yang tidak dikenal sebelumnya. Pada negara yang berbeda terdapat perbedaan-perbedaan peraturan dan hukum misalnya suatu hal terlarang di satu negara namun tidak di negara yang lain. Hal ini mencakup peraturan dan hukum tentang perburuhan, pajak, dan kebijakan-kebijakan lain.
5. Bauran biaya yang tidak diharapkan. Kebijakan perusahaan menempatkan fasilitasnya di beberapa negara yang berbeda menyebabkan adanya kecenderungan perbedaan biaya di masing-masing negara. Dari sudut pandang perusahaan, hal tersebut berpotensi menimbulkan bauran biaya yang tidak diharapkan. Oleh karena itu perusahaan harus mampu menciptakan sistem pengendalian fasilitas yang sesuai, dengan mengalokasikan otoritas tertentu, dengan kata lain menentukan derajat sentralisasi atau desentralisasi wewenang pada masing-masing fasilitas.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Lokasi

Penentuan lokasi merupakan proses menentukan daerah geografis yang sesuai untuk menempatkan fasilitas operasional perusahaan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga pihak manajer perusahaan perlu mempertimbangkan dengan seksama segala faktor tersebut dalam menentukan lokasi yang sesuai, antara lain kedekatan dengan pemasok dan pelanggan, biaya tenaga kerja, dan biaya transportasi. Untuk mempermudah analisis, manajer perlu melihat faktor-faktor tersebut dalam suatu sudut pandang tertentu untuk menentukan apakah faktor-faktor tersebut memang penting dipertimbangkan atau tidak. Kriteria tersebut meliputi:
1. Faktor-faktor harus berdampak pada sensitivitas keputusan lokasi. Misalnya jika sikap masyarakat di berbagai wilayah secara umum baik, maka sikap masyarakat tidak perlu dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penentu lokasi.
2. Faktor harus memiliki dampak yang besar terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan. Misalnya meskipun lokasi memiliki jarak yang jauh dengan pemasok, namun perusahaan memiliki sumberdaya teknologi informasi dan koordinasi yang baik dengan pemasok, maka jarak yang jauh bukan merupakan faktor penting dalam menentukan lokasi.

Berdasarkan kedua kriteria tersebut, para manajer dapat menggolongkan suatu faktor sebagai faktor dominan dan faktor sekunder. Faktor dominan merupakan faktor yang merupakan turunan dari prioritas-prioritas persaingan perusahaan, misalnya biaya, kualitas, waktu, dan fleksibilitas serta memiliki dampak yang kuat pada penjualan dan biaya. Sedangkan faktor sekunder cukup penting dipertimbangkan, namun manajer dapat mengabaikannya ketika ada faktor lain yang dirasa lebih penting. Sehubungan dengan faktor-faktor dominan, berikut adalah beberapa faktor dominan baik bagi perusahaan manufaktur maupun perusahaan yang bergerak di bidang jasa, sebagai berikut:

1. Faktor dominan pada perusahaan manufaktur.

Setidaknya terdapat enam faktor dominan, yaitu:

a. Iklim ketenaga kerjaan yang baik. Hal ini mencakup kondisi tingkat upah, kebutuhan pelatihan, sikap terhadap pekerjaan, produktivitas tenaga kerja, dan kekuatan serikat kerja. Biasanya perusahaan sangat mempertimbangkan faktor kekuatan atau posisi tawar serikat kerja di suatu wilayah.
b. Kedekatan dengan pasar. Hal ini dipertimbangkan oleh perusahaan yang memproduksi barang dengan ukuran yang besar dan biaya transportasi yang relatif tinggi.
c. Kualitas kehidupan. Faktor ini mencakup kualitas pendidikan dan sekolah yan baik, ketesediaan fasilitas rekreasi, lingkungan budaya, dan gaya hidup masyarakat yang menarik. Biasanya perusahaan melakukan relokasi karena adanya biaya hidup yang tinggi, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan penurunan kualitas kehidupan di suatu wilayah.
d. Kedekatan dengan pemasok dan sumber daya. Hal ini dipertimbangkan oleh perusahaan yang membutuhkan bahan baku dalam jumlah besar, bentuk yang besar dan berat, atau tidak tahan lama. Keutamaan lokasi yang dekat dengan pemasok dan sumber daya atau bahan baku adalah biaya perawatan persediaan yang relatif lebih rendah.
e. Kedekatan dengan fasilitas perusahaan induk. Hal ini dilakukan ketika perusahaan membutuhkan pasokan staf dan manajemen yang berkompeten dari perusahaan induk serta kebutuhan koordinasi dan komunikasi yang tinggi.
f. Biaya utilitas, pajak, dan perumahan. Biaya utilitas mencakup biaya telepon, listrik dan energi, serta air. Disamping itu, pajak dan insentif, biaya relokasi, dan harga sewa dan beli tanah juga perlu dipertimbangkan.
g. Faktor-faktor lain.  Disamping keenam faktor dominan yang umum, perusahaan juga perlu mempertimbangkan beberapa faktor lain, misalnya ketersediaan ruang untuk melakukan ekspansi, biaya konstruksi, keterjangkauan sarana transportasi, biaya pemindahan fasilitas dan tenaga kerja, asuransi, persaingan dalam hal kebutuhan tenaga kerja, peraturan lokal, sikap masyarakat, dan faktor-faktor lain. Bagi perusahaan global, tingkat pendidikan dan kecakapan karyawan menjadi pertimbangan yang penting.

2. Faktor-faktor dominan bagi perusahaan jasa.

Kepuasan pelanggn perusahaan jasa sangat dipengaruhi oleh keterlibatan pelanggan dalam proses operasional perusahaan.  Oleh karena itu perusahaan perlu lebih hati-hati dalam menentukan lokasi. Setidaknya ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan perusahaan, antara lain:

a. Kedekatan dengan pelanggan. Lokasi yang dekat dengan jangkauan pelanggan akan meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pelanggan.
b. Biaya transportasi dan kedekatan dengan pasar. Lokasi yang dekat dengan pasar akan menurunkan biaya transportasi yang harus dikeluarkan dan mempercepat waktu penyampaian pada pelanggan.
c. Lokasi pesaing. Perusahaan perlu mempertimbangkan tidak hanya lokasi perusahaan pesaing yang sudah ada saat ini, namun juga kemungkinan reaksi perusahaan pesaing terhadap lokasi perusahaan yang baru.
d. Faktor-faktor spesifik lokasi. Hal ini mencakup tingkat aktivitas eceran, kepadatan penduduk dan tempat tinggal, arus dan kepadatan lalu lintas, dan kemudahan akses ke lokasi.

D. Menempatkan Sebuah Fasilitas Tunggal

Setelah memeriksa trend dan faktor penting dalam perihal lokasi, kita sekarang perlu memperhatikan bagaimana sebuah perusahaan dapat membuat keputusan lokasi. Dalam bagian ini, kita akan membahas cara menempatkan satu fasilitas baru. Ketika fasilitas tersebut menjadi bagian dari jaringan fasilitas perusahaan yang lebih besar, maka diasumsikan bahwa ini tidak memiliki interdependensi. Mari kita perhatikan bagaimana memutuskan apakah sebuah lokasi benar-benar dibutuhkan, dan kemudian mempelajari sebuah proses seleksi sistematis yang dibantu oleh metode jarak-muatan untuk menentukan kedekatan. 

1. Memilih perluasan tempat yang sudah ada, lokasi baru, atau relokasi

Manajemen pertama kali harus memutuskan apakah perlu melakukan ekspansi pada tempat yang sudah ada, membangun fasilitas lain, atau merelokasi ke tempat lainnya. Survey dalam perusahaan Fortune 500 memperlihatkan bahwa 45 persen ekspansi adalah di tempat, 43 persennya adalah gedung baru pada lokasi baru, dan hanya 12 persen adalah relokasi semua fasilitas. Ekspansi di tempat memiliki keuntungan karena bisa menghasilkan kebersamaan manajemen, mengurangi waktu dan biaya konstruksi, dan menghindari perpisahan operasi. Meski begitu, sebuah perusahaan bisa mengekspansi sebuah fasilitasnya secara berlebihan, yang tidak menghasilkan ekonomi skala. Penanganan material yang buruk, peningkatan kontrol produksi kompleks, dan kurangnya ruang adalah alasan dari pembuatan sebuah gedung baru atau merelokasi gedung yang ada. 

Keuntungan pendirian sebuah gedung baru atau berpindah ke sebuah ruang retail atau kantor baru adalah bahwa perusahaan tidak hanya menjalankan produksinya dari sebuah gedung saja, tapi perusahaan bisa menggunakan tenaga kerja baru dan yang lebih produktif, sehingga perusahaan dapat memodernisasi teknologi baru dan mengurangi biaya transportasi. Sebagian besar perusahaan yang memilih relokasi adalah yang berskala kecil (kurang dari 10 pegawai). Perusahaan semacam ini cenderung menjadi perusahaan lokasi-tunggal yang menahan keinginan ruangnya dan selalu meredesain proses dan layout produksinya. Lebih dari 80 persen semua relokasi adalah di dalam jarak 20 mil dari lokasi pertama, yang memudahkan perusahaan untuk mengendalikan tenaga kerjanya sekarang.

2. Membandingkan beberapa tempat

Sebuah proses seleksi sistematik dimulai setelah ada sebuah persepsi atau bukti bahwa membuka sebuah outlet eceran, gudang, kantor, atau pabrik dalam sebuah lokasi baru akan meningkatkan laba. Sebuah tim bisa diserahi tanggungjawab untuk keputusan seleksi dalam sebuah korporasi besar, atau seorang individu bisa membuat keputusan semacam ini dalam sebuah perusahaan kecil. Proses memilih sebuah lokasi fasilitas baru akan melibatkan beberapa langkah. 

a. Mengenali faktor lokasi penting dan mengkategorikannya sebagai dominan atau sekunder.
b. Perhatikan wilayah alternatifnya; kemudian, sempitkan pilihannya kepada komunitas alternatif dan terakhir menspesifikasikan tempat.
c. Mengumpulkan data tentang alternatif dari konsultan lokasi, agen pembangunan negara bagian, dan departemen perencanaan kota dan developer lahan, perusahaan daya listrik, bank, dan kunjungan on-site. Data pemerintah memberikan sebuah pedoman statistik. 
d. Menganalisa data yang terkumpul, dimulai dengan faktor kuantitatif – faktor yang dapat diukur dalam satuan uang, seperti biaya atau pajak transportasi tahunan. Nilai satuan uang ini dibagi menjadi beberapa kategori biaya terpisah (seperti transportasi inbound dan outbound, pekerja, konstruksi, dan utilitas).
e. Menggunakan faktor kualitatif yang terkait setiap tempat ke dalam evaluasi. Sebuah faktor kualitatif adalah faktor yang tidak dapat dievaluasi dalam nilai dolar, seperti sikap komunitas atau kualitas hidup. Untuk memadukan faktor kuantitatif dan kualitatif, beberapa manajer mereview kinerja dari setiap faktor, sedangkan manajer lainnya memberikan bobot kepentingan relatif pada setiap faktor dan menghitung skor bobot dari setiap site, dengan menggunakan sebuah matrik preferensi. Site dengan skor bobot tertinggi adalah yang terbaik. 

3. Menggunakan metode jarak - muatan

Metode jarak-muatan adalah sebuah model matematika yang digunakan untuk mengevaluasi lokasi berdasarkan faktor kedekatan. Tujuannya adalah memilih sebuah lokasi yang mengurangi muatan bobot total yang masuk ke dan keluar dari fasilitas. Jarak antara dua point tersebut ditunjukkan dengan menempatkan point ke koordinat grid dalam sebuah peta. Sebuah pendekatan alternatif di sini adalah penggunaan waktu daripada jarak.

a. Menghitung skor jarak-muatan. Metode jarak-muatan adalah sebuah model matematika yang digunakan untuk mengevaluasi lokasi berdasarkan faktor kedekatan. Untuk menghitung jarak-muatan di berbagai lokasi spesial, digunakan ukuran jarak Euclide atau rektilinier dan hanya mengalikan muatan yang mengalir ke dan dari fasilitas dengan jarak tempuhnya. 

Formula untuk skor ld adalah : ld   =lidi

Tujuannya adalah menemukan satu lokasi fasilitas yang dapat diterima yang bisa mengurangi skor, dimana lokasi tersebut didefinisikan oleh koordinat x dan koordinat y. Pertimbangan praktikal ini mendorong manajer bisa memilih lokasi yang tepat dengan skor yang terendah mungkin. 
b. Pusat gravitasi. Sebuah awal yang baik dalam mengevaluasi lokasi adalah dengan model jarak-muatan; koordinat-x (x*) dari pusat gravitasi bisa ditentukan dengan mengalikan koordinat-x (xi) setiap point dengan muatannya (li), menjumlahkan hasilnya, dan kemudian membaginya dengan jumlah muatan. 

Formulanya adalah :x* =     dan y* =


Lokasi ini biasanya bukanlah yang optimal untuk ukuran jarak Euclide atau rektilinier, tapi ini masih menjadi sebuah point starting yang sempurna.

4. Menggunakan analisa titik impas  

Analisis titik impas dapat membantu seorang manajer membandingkan alternatif lokasi berdasar faktor kuantitatif yang dapat ditentukan dalam ukuran biaya total. Ini bisa berguna ketika manajer ingin mendefinisikan rentangan dari setiap alternatif yang terbaik. Langkah dasar untuk solusi grafik dan aljabar adalah seperti berikut:

a. Menentukan biaya variabel dan biaya tetap untuk setiap tempat. Perhatikan bahwa biaya variabel adalah porsi biaya total yang beragam secara langsung dengan volume output. Perlu diingat bahwa biaya tetap adalah porsi biaya total yang tetap konstan apapun level outputnya. 
b. Tentukan garis biaya totalnya – jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap – untuk semua site pada sebuah grafik tunggal.
c. Tentukan range yang dari situ setiap lokasi memiliki biaya paling rendah.
d. Secara aljabar, pecahkan point break-even pada range relevan. 

E. Menempatkan Sebuah Fasilitas dalam Sebuah Jaringan Fasilitas

Ketika sebuah perusahaan dengan sebuah jaringan fasilitas merencanakan sebuah fasilitas baru, salah satu dari dua kondisi berikut muncul: Apakah fasilitas beroperasi secara independen (seperti rantai restoran, klinik kesehatan, bank, atau usaha eceran) atau fasilitasnya berinteraksi (seperti pabrik manufaktur komponen, pabrik perakitan, dan gudang). Unit operasi independen dapat ditempatkan dengan memperlakukannya sebagai sebuah fasilitas tunggal terpisah, seperti yang digambarkan dalam section sebelumnya. Menempatkan fasilitas yang berinteraksi akan memicu masalah baru, seperti bagaimana mengalokasikan pekerjaan antara fasilitas dan bagaimana menentukan kapasitas terbaik untuk setiap fasilitas. Merubah alokasi kerja selanjutnya bisa mempengaruhi ukuran (atau penggunaan kapasitas) dari fasilitas. Karena itu, masalah lokasi fasilitas-ganda memiliki tiga dimensi – lokasi, alokasi, dan kapasitas – yang harus dipecahkan secara simultan. Di banyak kasus, analis dapat mengenali sebuah solusi dengan mencari pola dalam data biaya, kebutuhan, dan kapasitas dan menggunakan perhitungan trial-and-error. Dalam kasus lain, diperlukan pendekatan yang lebih formal.

1. Metode Transportasi

Metode transportasi adalah sebuah pendekatan kuantitatif yang dapat memecahkan masalah lokasi fasilitas ganda. Kita menggunakannya untuk menentukan pola alokasi yang mengurangi biaya pengiriman produk dari dua atau beberapa pabrik, atau sumber suplai, ke dua atau lebih gudang, atau tujuan.

Metode transportasi tidak memecahkan semua fase masalah lokasi fasilitas ganda. Ini hanya menemukan pola pengiriman terbaik antara pabrik dan gudang untuk sejumlah lokasi pabrik, yang masing-masing memiliki sebuah kapasitas. Analis harus mencoba beragam kombinasi kapasitas-lokasi dan menggunakan metode transportasi untuk menemukan distribusi optimal dari setiap kombinasi. Biaya distribusi (biaya pengiriman variabel dan biaya produksi variabel) adalah satu input penting dalam mengevaluasi kombinasi alokasi-lokasi tertentu. Biaya investasi dan biaya tetap lainnya juga perlu dipertimbangkan, bersama dengan beragam faktor kualitatif. Langkah-langkahnya adalah :
a. Menentukan tableau awal 
b. Pabrik atau gudang dummy
c. Menemukan sebuah solusi 

2. Metode analisis lokasi yang lain

Banyak masalah analisis lokasi bisa terkesan lebih kompleks daripada yang didiskusikan sejauh ini. Kompleksitas tersebut membutuhkan penggunaan sebuah komputer untuk sebuah evaluasi komprehensif. Ada tiga tipe dasar dari model komputer berikut: (1) heuristik, (2) simulasi, dan (3) optimisasi.

a. Heuristik. Pedoman solusi, atau aturan pokok, untuk menemukan solusi terbaik dari masalah disebut sebagai heuristik. Keuntungannya meliputi efisiensi dan sebuah kemampuan untuk mengolah pandangan umum tentang sebuah masalah. Prosedur pencarian sistematis yang menggunakan pusat gravitasi dari area target, yang digambarkan sebelumnya untuk masalah lokasi fasilitas-tunggal, adalah sebuah prosedur heuristik tipikal. 
b. Simulasi. Sebuah teknik model yang mereproduksi perilaku sebuah sistem disebut sebagai simulasi. Simulasi memudahkan manipulasi variabel tertentu dan memperlihatkan efek terhadap karakteristik operasi tertentu. Model simulasi memudahkan analis untuk mengevaluasi alternatif lokasi berbeda dengan trial-and-error. Analis perlu mengemukan sejumlah alternatif. Simulasi menggunakan pandangan lebih realistis tentang masalah dan melibatkan analis dalam proses solusi itu sendiri. 
c. Optimisasi. Berbeda dengan heuristik dan simulasi, optimisasi melibatkan sejumlah prosedur untuk menentukan solusi terbaik. Meskipun pendekatan ini terkesan disukai, ini memiliki batasan: Prosedur optimisasi umumnya menggunakan pandangan sebuah masalah yang sederhana dan kurang realistik. Meski begitu, payoff-nya bisa dikatakan substansial. 

F. Mengatur Lokasi secara Keseluruhan dalam Organisasi

Keputusan lokasi mempengaruhi proses dan departemen di seluruh organisasi. Ketika menempatkan fasilitas retail baru, marketing harus menilai bagaimana lokasi bisa menonjol di mata konsumen dan kemungkinan membuka pasar baru. Merelokasi keseluruhan atau sebagian sebuah organisasi dapat secara signifikan mempengaruhi atribut tenaga kerja dan kemampuan untuk beroperasi secara efisien antar lini departemen. Menempatkan fasilitas baru atau merelokasi fasilitas yang ada dapat melibatkan kebutuhan investasi signifikan, yang harus secara cermat dievaluasi oleh departemen akuntansi dan keuangan organisasi. Sumberdaya manusia harus dicocokkan dengan kebutuhan penerimaan dan training. Terakhir, operasi juga memiliki andil penting dalam keputusan lokasi. Pilihan dapat secara signifikan mempengaruhi efektivitas rantai-nilai, produktivitas tenaga kerja dan kemampuan memberikan jasa kualitas dan produk. 

G. Kesimpulan 

1. Globalisasi operasi mempengaruhi industri jasa dan manufaktur. Semakin banyak fasilitas yang ditempatkan di negara lain, dan penjualan offshore (dan impor) bisa meningkat. Empat faktor yang memperkuat globalisasi adalah teknologi transportasi dan komunikasi yang meningkat, sistem finansial yang terbuka, meningkatnya kebutuhan akan impor, dan kuota impor yang lebih rendah dan batasan dagang lainnya. Yang mengimbangi keuntungan operasi global adalah perbedaan dalam bahasa, regulasi, dan budaya yang menciptakan masalah manajemen baru.

2. Keputusan lokasi didasarkan pada banyak faktor. Untuk beberapa situasi, beberapa faktor tidak diperhatikan secara keseluruhan; lainnya dibagi menjadi faktor dominan dan sekunder.

3. Iklim kerja yang mendukung; kedekatan dengan pasar; kualitas hidup; kedekatan kepada suplaier dan sumberdaya; kedekatan dengan fasilitas perusahaan lain; dan biaya utilitas, pajak, dan real estate adalah faktor penting dalam sebagian besar keputusan lokasi pabrik manufaktur. Kedekatan dengan pasar, klien, atau konsumen biasanya adalah faktor paling penting dalam keputusan lokasi industri jasa. Persaingan adalah sebuah faktor rumit dalam mengestimasi potensi jual dari sebuah lokasi. Adanya fasilitas pesaing di dekat kita, ini bisa menjadi sebuah aset atau liabilitas, yang ditentukan dari tipe bisnisnya.

4. Satu cara untuk mengevaluasi faktor kualitatif adalah menghitung skor bobot untuk setiap lokasi alternatif dengan menggunakan pendekatan matrik preferensi.

5. Metode jarak-muatan menghasilkan pertimbangan tentang kedekatan (terhadap pasar, pemasok, sumberdaya, dan fasilitas perusahaan lain) selama tahap awal dari analisis lokasi. Dengan melakukan pencarian sebuah area secara sistematik, seorang analis bisa mengetahui lokasi yang menghasilkan skor ld lebih rendah. Pusat gravitasi dari sebuah area adalah sebuah point starting baik untuk melakukan pencarian. Analisis titik impas dapat membantu membandingkan alternatif lokasi ketika faktor lokasi dapat ditentukan dalam ukuran biaya variabel dan biaya tetap.

6. Masalah fasilitas ganda memiliki tiga dimensi: lokasi, alokasi, dan kapasitas. Metode transportasi adalah sebuah alat dasar untuk menemukan sebuah pola alokasi terbaik untuk sebuah kombinasi tertentu dari pilihan kapasitas-lokasi. Biaya transportasi dihitung pada setiap kombinasi kapasitas-lokasi yang dipertimbangkan. Kriteria tunggal dari metode transportasi untuk menentukan pola pengiriman terbaik adalah biaya transportasi minimum. Untuk menyelesaikan studi lokasi, analisis harus diperluas untuk memperhatikan sejumlah faktor lokasi.

7. Analisis lokasi dapat menjadi kompleks bagi beberapa fasilitas ganda. Beragam model heuristik, simulasi, dan optimisasi telah dikembangkan pada empat dekade terakhir untuk membantu analis dalam memecahkan kompleksitasnya. 

No comments:

Post a Comment

PUSAT PRODUKSI KERING TEMPE TERI BERGIZI DAN BERPROTEIN BEST SELLER